Makalah Pembelajaran Anak Usia Dini
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kami ucapkan atas kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang telah memberikan rahmat dan hidayah
nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kemudian tak lupa pula kami
mengirimkan salawat beriring salam pada Nabi besar Muhammad SAW karena beliau
telah berhasil membawa umatnya dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu
pengetahuan seperti saat ini.
Dalam
penulisan makalah ini tak luput kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak – pihak yang telah membantu saya dalam membuat makalah ini.
saya
menyadari bahwa penulisan makalah yang berjudul ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Medan, November 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………......ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………….
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………..
1.3 Tujuan
Masalah……………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Belajar sambil bermain, bermain seraya belajar……………………………………..
2.2
Belajar kecakapan hidup…………………………………………………………………
2.3 Belajar
dari benda konkrit…………………………………………………………..
2.4
Pembelajaran terpadu…………………………………………………………………..
2.5
Kegiatan rutin……………………………………………………………………..
2.6
Rencana pembelajaran……………………………………………………………….
2.7
Sumber dan media belajar………………………………………………………….
2.8
Pembelajaran konstruktivisme……………………………………………………….
2.9
Pembelajaran kooperatif………………………………………………………………
2.10 Pembelajaran
berbasis kompetensi dan kontekstual…………………………………
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan……………………………………………………………..
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Membelajarkan
anak usia dini gampang-gampang susah. Kadang kita memberikan fasilitas belajar
yang mahal dan berharap anak belajar banyak, tetapi kenyataannya malah anak
tidak belajar. Kadang dengan mainan yang amat sederhana dan murah anak-anak
sangat tertarik dan ingin tahu banyak tentang mainan itu dan mekanisme
kerjanya. Bermain sambil belajar, dimana esensi bermain menjiwai setiap
kegiatan pembelajaran amat penting bagi PAUD.
Pembelajaran
anak usia din menggunakan esensi bermain. Esensi bermain meliputi perasaan
senang, demokratis, aktif, tidak terpaksa, dan merdeka. Pembelajaran hendaknya
disusun sedemikian rupa sehingga menyenangkan, membuat anak tertarik untuk ikut
serta dan tidak terpaksa. Guru memasukkan unsur-unsur edukatif dalam kegiatan
bermain tersebut, sehingga anak secara tidak sadar telah belajar berbagai hal.
Materi
pembelajaran PAUD juga amat variatif. Ada pendapat yang menyatakan bahwa PAUD
hanya mengembangkan logika berpikir, berprilaku, dan berkreasi. Adapula yang
menyatakan bahwa PAUD juga mempersiapkan anak untuk siap belajar, yaitu siap
belajar berhitung, membaca, menulis. Ada pula yang menyatakan bahwa materi
pembelajaran bebas. Yang penting PAUD mengembangkan aspek moral, emosional,
social, fisik motorik dan intelektual. Banyak pertanyaan dari guru dan orang tua
tentang bagaiman mengajarkan anak agar sesuai tingkat perkembangannya mampu
mengenal bilangan, berhitung, membaca dan menulis.
1. B.
Rumusan masalah
1. Pembelajaran
di taman kanak-kanak menggunakan prinsip belajar sambil bermain, bermain seraya
belajar.
2. Pembelajaran
anak usia dini menggunakan teori belajar.
3. Pembelajaran
anak usia dini dengan menggunakan perndekatan pembelajaran CTL.
4. Pembelajaran
anak usia dini dalam pembelajaran kooperatif dan kontrusktivisme.
5. Pembelajaran
anak usia dini menggunakan rencana pembelajaran.
6. Pembelajaran
anak usia dini melalui kegiatan rutin.
1. C.
Tujuan masalah
1. Agar
pembelajaran di taman kanak-kanak dapat berjalan optimal.
2. Pembelajaran
menjadi berarti bagi anak, karna ada esensi bermainnya.
3. Untuk
memantapkan pembelajaran agar menjadi pembelajaran yang bermakna.
BAB II
PEMBAHASAN
1 1) Belajar
sambil Bermain
Prinsip
pembelajaran pada anak usia dini adalah belajar sambil bermain, bermain seraya
belajar. Pembelajaran itu disusun sedemikian rupa sehingga pembelajaran
menjadi menyenangkan, gembira dan demokratis. Pembelajaran di TK harus
menerapkan esensi bermain. Jadi prinsip belajar sambil bermain ini mengandung
arti bahwa setiap kegiatan pembelajaran harus menyenangkan, bebas, aktif
gembira an demokratis. Sering prinsip ini disalah artikan dimana pembelajaran
di TK isinya hanya bermain-main saja tanpa tujuan yang jelas, atau setelah
belajar anak bebas bermain. Kegiatan pembelajaran di TK didesain untuk
memungkinkan anak belajar. Setiap kegiatan pembelajaran harus menjiwai esensi
bermain. Memang betul bahwa permainan baik untuk membelajarkan anak,
tetapi permainan tersebut harus diberi muatan edukatif sehingga anak dapat
belajar. Esensi bermain itu meliputi :
1. Motivasi
internal, yaitu anak ikut bermain berdasarkan keinginannya sendiri.
2. Aktif, anak
melakukan berbagai kegiatan baik fisik, maupun mental.
3. Nonliteral,
artinya anak dapat melakukan apa saja yang diinginkan, terlepas dari realitas,
seperti berpura-pura terbang, menjadi superman dan lain-lain.
4. Tidak
memiliki tujuan eksternal yang ditetapkan sebelumnya. Misalnya anak bermain
dengan huruf pada papan magnetic. Ia tidak memiliki tujuan untuk untuk belajar
mengenal huruf atau membuat kata. Jika kemudian setelah bermain, anak mampu
mengembangkan kosakata dari interaksi huruf adalah persoalan lain. Partisipasi
bermain lebih penting dari tujuan bermain.
Arti bermain
bagi anak berdasarkan pengamatan, pengalaman, dan hasil penelitian para ahli
dapat dikatakan bahwa bermain mempunyai arti sebagai berikut :
1. Anak
memperoleh kesempatan mengembangkan potensi-potensi yang ada padanya.
2. Anak akan
mnemukan dirinya yaitu kelemahan dan kekuatan dirinya, kemampuannya, serta
minat dan kebutuhannya.
3. Memberikan
peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya, baik fisik, intelektual, bahasa
dan prilaku (psikologi dan emosional).
4. Anak
terbiasa menggunakan seluruh aspek panca indranya sehingga terlatih dengan
baik.
5. Secara
alamiah memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam lagi.
Cara
mengimplementasikan arti bermain dalam kegiatan di PAUD yaitu terlebih dahulu
kita harus tahu prinsip pembelajaran pada nak usia dini tersebut. Bahwasanya
prinsip tersebut adalah belajar sambil bermain, bermain seraya belajar. Melalui
bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, objek-objek
yang dekat dengannya sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
1) A. Belajar Kecakapan Hidup
PAUD
mengembangkan diri anak seara menyeluruh. Bagian dari diri anak yang
dikembangkan meliputi bidang fisik motorik, intektual, moral, social,
emosional, kreativitas dan bahasa. Tujuannya ialah agar kelak anak berkembang
menjadi manusia yang utuh yang memilki kepribadian dan akhlak yang mulia,
cerdas dan terampil, mampu bekerja sama dengan orang lain dan mampu hidup
berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat.
Belajar
memiliki fungsi untuk memperkenalkan anak dengan lingkungan sekitarnya. Anak
usia dini mengenal berbagai benda dan sifatnya. Mereka mulai mengenal apa
yang dapat dia makan. Mereka juga akan belajar mengenal benda, tumbuhan dan
hewan yang berbahaya dan tidak berbahaya. Hal itu amat berguna
bagi kehidupannya pada fase awal, yaitu untuk hidup dan mempertahankan
diri.
1) B. Belajar dari Benda Konkrit
Menurut
Piaget (1972) anak usia 5-6 tahun sedang berada dalam tahap perkembangan
kognitif fase pra operational. Anak belajar terbaik melalui benda-benda nyata.
Mengajarkan angka 1, 2, 3 akan lebih baik jika berkoresponden dengan benda,
misalnya satu dengan satu biji, dua dengan dua biji, dan tiga dengan tiga biji.
Pada tahap ini objek permanency sudah mulai dapat berkembang. Anak dapat
belajar mengingat benda-benda, jumlah dan cirri-cirinya meskipun bendanya sudah
tidak ada. Anak juga mulai mampu menghubungkan sebab akibat yang berdampak lansung.
Misalnya anak dapat menebak apa yang terjadi jika suatu beban ditambahkan pada
salah satu sisi timbangan (naik atau turun). Anak juga dapat membuat prediksi
berdasarkan hubungan sebab akibat yang telah diketahuinya.
Berdasarkan
perkembangan anak tersebut, pembelajaran di TK harus dimulai dari benda-benda
konkrit. Guru dapat memberi persoalan yang menantang anak untuk melakukan
eksplorasi terhadap berbagai benda.
1) C. Belajar Terpadu
Pembelajaran
untuk anak usia dini sebaiknya terpadu. Mereka tidak belajar mata pelajaran
tertentu, seperti IPA, Matematika, Bahasa secara terpisah. Hal itu didasarkan
atas berbagai kajian keilmuan PAUD, bahwa anak belajar segala sesuatu dari
fenomena dan objek yang ditemui. Melalui air mereka bias belajar menghitung
(matematika), sifat-sifat air (IPA), menggambar air mancur (kesenian), dan
fungsi air dalam keluarganya (IPS).
Pembelajaran
terpadu dengan tema dasar tertentu dikenal dengan tematik unit. Pada contoh
diatas air dapat digunakan sebagai tema utama dalam penyusunan tematik unit.
Tema dasar dipilih dari kejadian keseharian yang dialami oleh siswa. Misalnya
dikala musim hujan air sangat dominan sehingga air dapat digunakan sebagai tema
dasar karena air dapat dijumpai dan dirasakan oleh setiap anak.
1) D. Kegiatan Rutin
Setting
kegiatan rutin belajar yang terjadwal sangat membantu guru mengatur kegiatan
pembelajaran. Kegiatan rutin dapat berulang secara mingguan, atau bulanan.
Kegiatan rutin dapat meliputi : gerak dan music, bermain diluar kelas,
istirahat, dan makan ringan, cerita, melukis, kegiatan belajar, dan kegiatan
individual.
Kegiatan
rutin dapat disusun secara variatif antar hari, dan dapat berulang secara
mingguan atau dua mingguan. Kegiatan rutin dituangkan dalam jadwal rutin.
Bagi TK yang
jadwalnya seharian penuh jadwal harian disesuaikan dengan waktu yang lebih
panjang. Di tengah hari, antara kegiatan pagi dan sore sebaiknya ada kegiatan
istirahat atau tidur yang agak panjang. Tujuannya agar anak memperoleh kembali
energinya untuk mengikuti kegiatan sore hari.
1) F. Rencana Pembelajaran
Dalam
bukunya Reaching Potentials: Appropriate Curriculum and Assessment for Young
Children, Bredekamp dan Rosegrant (1992), menyarankan agar pengembangan
kurikulum untuk PAUD mengikuti pola sebagai berikut :
1. Berdasarkan
keilmuan PAUD
2. Mengembangkan
anak menyeluruh
3. Relevan,
menarik, dan menentang
4. Mempertimbangkan
kebutuhan anak
5. Mengembangkan
kecerdasan
6. Menyenangkan
7. Fleksibel
8. Unified dan
integrated
Untuk
mengembangkan kurikulum, sebaiknya guru perlu memperhatikan hal-hal tersebut :
1. Dasar
filosofi dan model TK mana yang akan dipakai, misalnya model Froebel atau model
Montessori.
2. Dasar
yuridis, yaitu aturan-aturan dari pemerintah yang berlaku secara nasional
3. Prinsip
dasar keilmuan PAUD, teori perkembangan anak, teori belajar, dan pembelajaran
anak usia dini.
4. Kebutuhan
anak dan pengetahuan awal yang telah dimilikinya
5. Kebutuhan
masyarakat dan kecendrungan perubahannya.
6. Kemampuan
guru dan ketresediaan fasilitas disekolah.
1) G. Rencana Belajar
Rencana
belajar memiliki keunikan di TK, dimana setiap kegiatan belajar tidak berisi
satu kegiatan belajar daari satu bidang studi, tetapi merupakan rangkaian tema
yang terintegrasi. Rencana belajar menekankan pada kegiatan belajar anak.
Rencana
belajar meliputi satu unit tema dari tematik unit. Pembelajaran bergerak
dari satu unit tema ke tema lainnya dalam tematik unit, baik dalam satu
urutan waktu dala satu hari maupun dalam hari yang berbeda, sampai seluruh tema
selesai.
1) H. Sumber dan Media Belajar
1) Sumber
belajar merupakan tempat dimana anak dapat memperoleh informasi, sikap, dan
keterampilan yang ia pelajari. Sumber belajar yang penting di TK antara lain
meliputi perpustakaan dan berbagai hal yang ada dilingkungan sekitar seperti
sawah, bengkel, manusia, buku, laboratorium, yang dapat digunakan untuk belajar
anak.
Perpustakaan
merupakan sumber belajar yang penting karna anak dapat menemukan buku-buku yang
didalamya terdapat informasi-informasi yang ia butuhkan.
Perpustakaaan
untuk anak usia dini harus dilengkapi dengan buku-buku tentang :
- Pengenalan huruf dan kata yang bergambar
- Pengenalan angka, bilangan dan operasi bilangan
- Pengenalan pekerjaan sederhana
- Pengenalan benda-benda sekeliling anak
- Pengenalan bentuk-bentuk, ruang dan tempat
- Pengenalan waktu
- Pengenalan keluarga, teman dan guru
- Buku-buku cerita, dongeng, fiksi dan non fiksi.
2) Media belajar
Pada
prinsipnya media belajar berguna untuk memudahkan siswa belajar memahami
sesuatu yang mungkin sulit atau menyederhanakan sesuatu yang kompleks. Media
belajar anak tidak harus mahal, bahkan dapat diperoleh dari benda-benda yang
tidak dipakai. Untuk itu, guru perlu bekerja sama dengan orang tua dan
masyarakat untuk memperoleh benda-benda yang dapat digunakan untuk membuat
menara, dan lain-lain.
1) I. Pembelajaran Konstruktif
Konstruktivisme
menerangkan bagaimana manusia (anak belajar). Menurut pendekatan ini belajar
adalah mengkonstruksi (menyusun struktur) pemahaman atau pengetahuan dengan
cara mengaitkan dan menyelaraskan fenomena , ide, kegiatan, atau pengetahuan
baru ke dalam struktur pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Kunci utama
konstruktivisme adalah mengkonstruk pengetahuan. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran harus mendorong siswa mengkonstruksi makna atau pemahaman daripada
hafalan atau imitasi.
Inti teori
konstruktivisme berkaitan dengan beberapa teori belajar seperti teori
perkembangan kognitif dari piaget dan teori belajar bermakna ausubel.
1) J. Pembelajaran kooperatif
Cooperative
Learning banyak digunakan pada pembelajaran anak usia dini karena dianggap
sesuai untuk melatih social dan kemampuan bekerja sama. Belajar kooperatif
mempersiapkan siswa untuk masa depannya di masyarakat yaitu memacu siswa untuk
belajar secara aktif ketika ia berbicara dan bekerja sama dan bukan hanya pasif
mendengarkan.
1) K. Pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual
Pendekatan
pembelajaran kontekstual adalah suatu paham belajar mengajar yang memandang
pentingnya hubungan antara materi pelajaran dengan dunia nyata.
Pendekatan
pembelajaran kontekstual menggunakan multikonteks, artinya ialah menggunakan
berbagai setting baik tempat, persoalan, maupun kecakapan dalam konteks yang
beragam.
BAB III
PENUTUP
1) A. Kesimpulan
Pembelajaran
anak usia dini disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik dan mental anak,
sesuai dengan kelompok usia dan kebutuhan individual anak.
Pembelajan
anak usia dini harus menyenangkan, menarik, demokratis, dan memerdekakan anak.
Bermain, bernyanyi, dan belajar menjadi satu kesatuan.
Pembelajaran
anak usia dini harus memperhatikan prinsip sebagai berikut :
a)
Belajar sambil bermain, bermain seraya belajar
b)
Belajar kecakapan hidup
c)
Belajar dari benda konkrit
d)
Pembelajaran terpadu
e)
Kegiatan rutin
f)
Rencana pembelajaran
g)
Sumber dan media belajar
h)
Pembelajaran konstruktivisme
i)
Pembelajaran kooperatif
j)
Pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual
1) B. Saran
Pembelajaran
pada anak usia dini harus diciptakan menyenangkan, bebas, tidak terikat dan
aktif. Agar pembelajaran pada anak usia dini bisa optimal, maka pembelajaran
harus melibatkan anak secara aktif. Dan pembelajarannnya harus menarik agar
anak tertarik untuk belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Suyanto,
Slamet.2005.Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta:Depdikbud
Hurlock, B
Elizabeth.1978.Perkembangan Anak.Jakarta.Erlangga
Rakimahwati.2011.Bermain
dan Permainan Anak Usia Dini.Padang:UNP press